Powerbank

firman-Nya: ”Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. (Yes 43:18-19 TB)

Salah satu pertanyaan kunci yang akan ditanyakan oleh petugas check in bagian koper di bandara adalah, “Apakah ada powerbank?”. Mereka perlu memastikan bahwa tidak ada powerbank yang masuk bagasi dan kalaupun ada yang diijinkan masuk kedalam kabin, maka ada standar tertentu yang harus diikuti oleh penumpang demi keselamatan seluruh penumpang dan awak penerbangan.

Bagaimana kalau seandainya kita, baik sengaja ataupun tidak, membawa powerbank dengan kapasitas yang lebih dari yang diizinkan? Pilihannya hanya dua, meninggalkan powerbank tersebut lalu terbang ke arah tujuan kita, atau meninggalkan tujuan kita sambil menggenggam alat tersebut. Atau mungkin, yang ketiga, berusaha mencari cara bagaimana bisa membawa powerbank ikut dengan kita, bukan tidak mungkin, tetapi akan membuang waktu yang sangat lama.

Powerbank bukan barang jelek atau haram tapi ada saatnya dimana kita harus sadar bahwa ada tujuan yang jauh lebih penting daripada mempertahankan powerbank. Nanti, ketika kita sudah sampai di tujuan kita, dengan sedikit usaha, kita akan menemukan powerbank yang lain yang mungkin lebih bagus dan lebih canggih. Tapi sebaliknya, jika kita sibuk mempertahankannya, kita akan kehilangan tujuan.

Hidup selalu memberi kita pilihan. Kalau kita tidak bijak, kita akan mempertahankan apa yang kurang penting demi apa yang penting. Percayalah ketika kita sudah memiliki apa yang penting, maka yang kurang penting akan banyak tersedia disekitar kita.

Be Blessed.
Happy weekend.

Posted in Bergaul dengan Tuhan | Tagged , | Leave a comment

Kerajaan

Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. (Kis 1:3 TB)

Selamat memperingati hari kenaikan Tuhan Yesus Kristus.

Kenaikan Tuhan Yesus ke surga adalah sebuah momen dimana kita memiliki kepastian akan suatu tempat di kekekalan. Yesus sudah naik kesana terlebih dahulu untuk membuka jalan bagi kita semua.

40 hari lamanya Yesus berada di dunia setelah kebangkitannya, Alkitab mencatat bahwa selama waktu itu, Yesus berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara tentang kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah topik yang terus menerus disampaikan oleh Yesus. Ia memulai pelayananNya, melakukan pelayananNya, dan mengakhiri pelayanNya di dunia dengan satu pesan yaitu kerajaan Allah. Yesus melakukan banyak hal, Ia melepaskan, menyembuhkan, melipatgandakan, mengajar, dan berbagai hal lainnya dengan satu pesan yaitu kerajaan Allah.

Hidup kita di dunia ini singkat, terlebih lagi kehidupan kita setelah kematian manusia lama. Manusia baru kita haruslah merupakan sebuah pesan hidup tentang kerajaan Allah kepada sekitar kita. Manusia lama kita berbicara mengenai kerajaan diri kita sendiri, sedangkan manusia baru kita membawa berita mengenai Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah adalah sebuah tatatan pemerintahan dimana Allah adalah Raja yang memerintah.

Apakah didalam kehidupan kita mebawa pesan tentang kerajaan Allah? Apakah hidup kita adalah pesan terbuka tentang kerajaan Allah kepada orang-orang disekitar kita?

Selamat membawa pesan.

Posted in Bergaul dengan Tuhan | Tagged , | Leave a comment

Tahap

Ada 3 tahap kehidupan:

Kehidupan sebelum bertobat.
Kehidupan sesudah bertobat.
Kehidupan kekal.

Kematian adalah kunci untuk berpindah dari satu tahap kepada tahap yang lain. Hal yang paling menyedihkan adalah ketika orang mati meninggalkan tahap pertama dan langsung menuju tahap ketiga. Sebaliknya, hal yang paling membahagiakan adalah kesempatan untuk mati di tahap pertama untuk mulai menjalani tahap kedua sebelum menjalani tahap ketiga.

Ketika manusia lahir, manusia ada di tahap pertama, kita adalah budak dosa. Terpenjara dalam keinginan-keinginan manusiawi kita. Setiap kita punya cerita tersendiri tentang kehidupan kita di tahap pertama. Jangan tinggal lama pada tahap ini, segera bertobat dan mati untuk manusia lama kita.

Kehidupan sesudah pertobatan adalah kesempatan kita untuk bekerja segiat-giatnya dan berusaha sekeras-kerasnya untuk bisa hidup selaras dengan panggilanNYA dan sejalan dengan kehendakNya. Kita tidak pernah tahu berapa lama kesempatan kita untuk untuk hidup di tahap ini. Waktunya singkat, sudah banyak waktu terbuang di tahap pertama, jangan sia-siakan tahap kedua kita.

Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Mat 6:20 TB)

Apapun yang kita lakukan atau kumpulkan di tahap pertama akan kita tinggalkan. Akan tetapi, apapun yang kita lakukan dan kumpulkan di tahap kedua, akan kita nikmati di kekekalan.

Cheers.

Posted in Bergaul dengan Tuhan | Tagged , , | Leave a comment

Haus

Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia–supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci–:”Aku haus!” Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yoh 19:28-30 TB)

Ayat diatas menceritakan detik-detik matinya Yesus diatas kayu salib. KematianNya (yang saat ini sedang kita peringati) membawa kebebasan dan keselamatan bagi kita yang percaya kepadaNya.

Perkataan “Aku haus” yang dikatakan oleh Yesus menjelang kematianNya, ditulis oleh Alkitab sebagai upaya yang Yesus lakukan untuk menggenapi Firman yang sudah terlebih dahulu tertulis. Yesus yang dalam pertemuannya dengan seorang wanita di sumur pernah menjanjikan kehidupan yang tidak akan haus lagi berkata “Aku haus”. Dia tahu bahwa perkataanNya akan membuatnya menikmati bukan segelas air dingin untuk melepaskan dahaganya, melainkan anggur asam untuk melengkapi penderitaaNya. Didalam penderitaanNya, Ia mendorong diriNya untuk tetap kepada Allah.

Proses kematian Yesus mengajarkan kita bahwa sebagai orang Kristen kita juga dipanggil untuk menjalani proses kematian rohani dalam keseharian kita, proses yang sangat menyakitkan. Sebagai orang kristen, dalam keadaan tertekan hal terakhir yang kita ingin lakukan adalah taat kepada Tuhan. Ketaatan kita seringkali terlihat sebagai kepingan terakhir untuk melengkapi skenario kepahitan kita.

Pernah gak kita disakiti begitu rupa oleh orang lain dan kita berada dalam pergolakan batin, dimana disatu sisi kita sudah cukup menderita, Tuhan seharusnya mengerti perasaan saya, disisi yang lain kita ingin melakukan kehendak Bapa yaitu mengampuni dia?

Pernah gak kita dikhinati begitu rupa oleh seseorang, tetapi ada anggur asam dikemas dalam wadah bertulisan “percaya kembali” yang Tuhan sediakan didepan kita?

Pernah gak kita merasa kita benar, tetapi sepertinya untuk semuanya harus berjalan dengan baik, kita harus menjadi pribadi yang pertama kali mengucap maaf?

Didalam perlombaan marathon ada istilah final push, yang kurang lebih adalah situasi dimana seorang pelari sudah mendekati garis akhir dan dia harus “dengan sengaja” mendorong dirinya untuk terus berlari, walau secara fisik dia sudah sangat letih. Final push adalah momen dimana seorang pelari tidak lagi berlari dengan kekuatannya melainkan dengan hatinya. Pelari tahu tugasnya selama di lintasan adalah belari sampai menyentuh garis akhir, walaupun ia bisa saja berhenti dimanapun ia ingin berhenti, ia bisa memaklumi dirinya dengan berkata ia sudah berlari cukup jauh.

Tuhan tahu bahwa lintasan hidupNya didunia adalah lintasan dimana dia harus melakukan kehendak Bapa. Bukan tentang diriNya, tetapi tentang melayani kehendak Tuhan dalam hidupNya. Bukan tentang sakitNya tapi tentang kebenaranNya. Momen jumat agung dan paskah mengingatkan kita, bahwa kita dipanggil untuk melintasi lintasan yang sudah sudah siapkan untuk kita lewati dan memilih sikap yang untuk taat kepada setiap kehendakNya dalam kehidupan kita.

Selamat haus.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Pisah

Selamat hari kasih sayang.

Berapa banyak yang ingat apa yang terjadi pada kalian pada saat seperti ini di tahun yang lalu? Apapun itu, mungkin masih membekas dengan kuat di pikiran kita karena tahun ini semua terasa berbeda, termasuk cara kita merayakan hari ini. Saya, pada saat ini, tahun yang lalu, sedang menyematkan cincin di jari calon istri saya.

Valentine kali ini tidak seperti biasanya buat kebanyakan orang. Kemarin saya bertemu dengan seseorang yang terpisah dengan suaminya yang adalah warga negara asing, dan buat dia, valentine ini mungkin terasa berat. Saya rasa bukan hanya dia tapi ada banyak pasangan yang terpisah pada hari ini, bukan karena jarak tetapi karena virus. Jarak memang tak bisa memisahkan, tetapi virus mematikan.

Virus adalah sesuatu yang saat ini sedang menguji kita dan rasa kasih kita. Apakah kita tetap bertahan untuk mengasihi walau kita harus ‘terpisah’? Bukan cuma oleh virus, kasih pasti akan melewati berbagai ujian, bahkan termasuk kasih Allah kepada kita. Sadarkah kita bahwa kasih Allah juga diuji?

Dalam hubungan kita dengan Tuhan, Rasul Paulus menulis,

Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Roma 8:38-39 TB)

Paulus menulis bahwa kasih Tuhan kepada kita akan diuji dan dicoba untuk dipisahkan oleh banyak hal, tetapi satu hal yang pasti, kita dan kasih Tuhan tidak akan pernah terpisahkan. Tidak ada dan tidak akan pernah ada yang bisa memisahkan kasih Tuhan dari kita. Jika berpisah dengan pasangan terasa berat, bayangkan berpisah dengan kasih Tuhan? Thank God, ini tidak akan terjadi. Jauh sebelum kita mengenal kasih sayang, Allah sudah terlebih dahulu mengasihi kita, Ia merelakan Anak-Nya yang tunggal untuk bisa mengasihi kita yang tidak layak dikasihi.

Mari bersyukur untuk kasihNya yang tidak terpisahkan dalam hidup kita.

Selamat hari kerbau (sekalian).

Posted in Bergaul dengan Tuhan | Tagged , , | Leave a comment

Baik

“Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.” (Ams 16:2 TB)

Ayat diatas punya sudut pandang lain ketika kita membaca versi THE MESSAGE

Humans are satisfied with whatever looks good; GOD probes for what is good. (Pro 16:2 THE MSG)

Terjemahan langsungnya seperti ini,

“Manusia Puas dengan apa yang kelihatannya baik tetapi Allah menguji segala sesuatu yang baik.”

Membaca ayat ini memmbuat saya berpikir keras, kita sebagai manusia selalu mencari segala sesuatu yang ‘baik’ untuk kita. Bahkan sering kali kita bertanya, “jika Allah itu ‘baik’, mengapa kita harus merasakan hal ini atau hal itu. Kita selalu punya standard ‘baik’ untuk segala sesuatu, dan secara tak sadar kita terkadang mencoba meletakan Tuhan di standard tersebut.

Sebaliknya, Allah punya perspektif yang berbeda Ia tidak sekadar menyatakan baik atau tidaknya suatu hal, Ia menguji apa itu yang dianggap baik.

Terlihat sama tetapi sangat berbeda.

Perspektif yang Allah miliki haruslah menjadi cara kita melihat segala sesuatu, sesuatu yang terlihat baik kita belum tentu baik untuk kita, keinginan kita mengakategorikan “baik” untuk banyak hal dalam kehidupan kita sekalipun hal tersebut berlawanan dengan kehendak Allah. Bahayanya, jika alam bawah sadar kita sudah tidak bisa lagi membedakan mana “baik” mana kehendak Allah, kita seperti robot dengan alat pengendali yang bernama dosa. Keinginan kita sejalan dengan keinginan dosa. Jangan lupa bahwa kejatuhan manusia diawali dengan sesuatu yang terlihat “baik”.

“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” (Kej 3:6 TB)

Miliki sudut pandang yang sama dengan Allah. Jika kita terjebak dalam keinginan untuk melakukan sesuatu hal. Berhenti sejenak. Uji apakah hal tersebut baik atau “baik”.

Cheers,

Binsargideon

Posted in Bergaul dengan Tuhan | Tagged | Leave a comment

Hari Baik

Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! (Maz 118:24 TB)

Minggu lalu saya hadir di kebaktian penghiburan virtual dari ibu teman saya. Banyak orang memberikan kesaksian, kenangan, dan pengalaman pribadi yang pernah mereka alami bersama dengan almarhumah. Ada momen yang mengharukan buat saya ketika anaknya laki-laki memberikan kesaksian tentang ibunya, ditengah kesaksiannya, ia mengutip ayat yang sudah saya ditulis diatas.

Ketika mendengar ayat diatas dibacakan, saya sulit memahami alasan untuk kita bisa bersorak dan bersukacita ditengah perkabungan yang luar biasa. Kita semua familiar dengan orang-orang yang percaya akan hari baik dan hari buruk, banyak orang bayar begitu mahal untuk tahu kapan hari baik mereka akan tiba. Akan tetapi, ayat tersebut memberikan arti bahwa setiap hari adalah hari yang luar biasa, dan alasan kita bisa bersorak dan bersukacita adalah karena kita tahu, bahwa setiap hari adalah hari yang dijadikan Tuhan.

Kita bisa mengalami berbagai hal sepanjang hari, tetapi kita tahu dan sadar bahwa tetap hari tersebut adalah hari yang dijadikan Tuhan. Untuk segala sesuatu yang dia jadikan kita bisa bersorak. Tidak ada hari baik atau hari buruk, semua hari yang kita lewati semuanya diciptakan oleh Tuhan.

Saya rasa 2021 adalah tahun dimana kita mulai dengan begitu banyak berita kematian, dukacita, kehilangan, kegagalan, ketidakjelasan dan berbagai-bagai hal yang mungkin kita berdoa supaya kita tidak pernah alami. Akan tetapi, kalau kita bisa masuk ke hari pertama dari 2021 bahkan sampai hari ini, kita tahu bahwa setiap harinya itu adalah ciptaan Tuhan dan kita bisa bersukacita dan bersorak.

Kita mungkin tidak tahu apa yang terjadi besok, tapi kita tahu hari besok kita adalah hari yang Tuhan ciptakan untuk kita lewati bersama dengan Dia.

Tetap bersorak. Tetap bersukacita.

Cheers,

Binsargideon

Posted in Bergaul dengan Tuhan | Tagged , | Leave a comment

Hampers

Hari-hari ini hal yang paling banyak berseliweran di media sosial kita adalah hampers atau yang biasa saya sebut bingkisan. Entah konten orang sedang membuka bingkisan yang mereka baru terima atau juga bingkisan yang juga mereka siapkan untuk diberikan kepada orang lain yang mereka anggap memiliki kedekatan tertentu dengan mereka.

Dalam pemberian masal ini, satu hal yang saya simpulkan adalah mereka yang menerima banyak bingkisan adalah mereka yang banyak memberi. Ada mereka yang mendapat banyak bingkisan, karena mereka rajin juga dalam memberi bingkisan. Ada juga mereka yang tidak rajin memberi bingkisan, tetapi tetap mendapatkan karena mereka dianggap memberikan perhatian, pengaruh, kasih, dan mungkin juga ilmu. Siapapun mereka, yang mendapat pasti mereka sudah terlebih dahulu memberi, entah mereka sadari atau tidak.

Alkitab berkata,

“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” Amsal 11:25 TB

Apa yang kita terima selama natal kali ini? atau bahkan selama hidup kita? Jawabannya berkaitan langsung dengan apa yang kita tabur selama ini. Akan tetapi, jangan menjadi materialistis dengan menilai pemberian orang hanya dari bingkisan yang mereka berikan, mungkin ada mereka yang memberikan rasa terima kasih, itupun kita bisa kategorikan sebagai penerimaan kita.

Natal bisa jadi momen dimana kita melihat kedalam hidup kita, apakah kita sudah cukup memberi? Kita bisa melihat kualitas taburan kita dari tuaian kita. Kalau hari ini kualitas tuaian kita tidak baik, ubah cara kita menabur, atau mungkin ubah benih yang kita tabur.

Selamat Natal. Selamat Menuai.

#bingkisankudikitkarenaemangakujarangmemberi #ohTuhanakuharustobat.

Binsargideon

Posted in Bergaul dengan Tuhan | Tagged , , | Leave a comment

Timbang

Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. (Mat 1:20 TB)

Akhirnya tiba juga bulan desember, bulan yang dinantikan banyak orang, terutama orang kristen karena menandakan suatu peristiwa besar yaitu natal. Berbeda dengan ratusan desember sebelumnya, desember kali ini tidak seramai dan sesibuk biasanya, bahkan pemerintah baru saja mengumumkan bahwa liburan akhir tahun dipangkas untuk menekan laju pertumbuhan virus corona. Akibat dari kebijakan ini, beberapa dari kita harus rela kehilangan momen akhir tahun bersama keluarga, akan tetapi kita semua sadar bahwa kebijakan ini baik untuk kita semua.

Desember kali ini adalah desember yang tidak pernah direncanakan, desember yang jauh dari bayangan. Akan tetapi, peristiwa natal adalah peristiwa yang sebetulnya juga tidak pernah masuk dalam rencana Yusuf. Tidak pernah ada dalam bayangan Yusuf, bahwa Maria, istrinya, ternyata sudah mengandung bayi yang bukan dari benihnya. Melihat apa yang terjadi, Yusuf mengambil langkah untuk menceraikan Maria secara diam-diam, sebuah langkah yang wajar dan normal untuk kita semua.

Setelah memutuskan akan apa yang dia ingin lakukan, Yusuf mengambil waktu untuk mempertimbangkan. Dalam proses mempertimbangkan, Tuhan berbicara kepada Yusuf tentang apa yang harus yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus dilakukan. Hari ini kita merayakan natal karena Yusuf mempertimbangkan.

Seringkali kita lupa untuk mempertimbangkan keputusan kita. Proses pertimbangan yang baik adalah proses yang mengijinkan Tuhan untuk berbicara dan bahkan mungkin mengintervensi keputusan kita. Didalam setiap pertimbangan ada hikmat. Rencana Tuhan sulit dimengerti bahkan cenderung mustahil. Akan tetapi, Tuhan yang sama juga Tuhan yang memberitahukan kepada kita jalan-jalanNya.

Selamat mempertimbangkan.

Cheers,

Binsargideon

Posted in Bergaul dengan Tuhan | Tagged , , | Leave a comment

Demokrasi

Selamat Joe Biden. Sebagai pribadi, saya lebih memilih Donald Trump, padahal kalau dipikir-pikir, siapa saya, gak ada hak milih, dan gak ngerti politik Amerika. Kenapa saya pilih Donald Trump? Urusan saya, dan gak penting juga karena tidak merubah apa-apa.

Buat saya yang tidak mengerti mengerti politik Amerika, saya lebih suka untuk memperhatikan arah gereja-gereja lokal disana. Sepanjang saya melihat maka kesimpulan yang saya temuka adalah banyak yang mendukung Donald Trump (saya sih belom lihat semua), bahkan ada beberapa foto dan video yang beredar bagaimana pendeta mendoakan, bernubuat, mendeklarasikan, dan bahkan ‘membawa-bawa’ Tuhan untuk konfirmasi bahwa Donald Trump akan kembali menjadi presiden Amerika, sebuah tindakan yang akhirnya menjadi bumerang hinaan untuk mereka, dan bahkan tidak sedikit orang Kristen yang ikut juga dalam mengunggah sindiran-sindiran kepada mereka yang dianggap hamba Tuhan karena salah dalam menyampaikan apa yang mereka percayai sebagai ‘pesan Tuhan’. Hal yang sama juga terjadi dalam pilpres Indonesia, beberapa pendeta menganggap Prabowo adalah pilihan Tuhan buat bangsa Indonesia, walaupun nyatanya Jokowi menjadi presiden selama dua periode, dan bahkan Prabowo ikut dalam kabinet pilihan Jokowi di periodenya yang kedua.

Untuk saya, wajar-wajar saja sebuah gereja atau hamba Tuhan mendukung capres tertentu dan mengkampanyekan mereka walaupun harga yang harus dibayar mungkin akan ada riak yang tidak perlu dalam gereja tersebut. Yang jadi tidak wajar adalah ketika gereja atau hamba Tuhan selalu membawa-bawa Tuhan dalam menentukan arah dukungan mereka. Terkadang bahkan sampai titik ekstrim dimana gak sedikit yang berkata capres tertentu adalah pilihan Tuhan, hal ini sangat mengerdilkan Tuhan. Apakah Tuhan tidak bisa melakukan apapun jika yang terpilih presiden A instead presiden B. Alkitab menjelaskan, bahwa Tuhan adalah ahli dalam menggunkan segala hal untuk tujuanNya tercapai. Bahkan tulang Elisa yang sudah mati saja bisa dipakai menghidupkan orang lain, Elisa tidak bangkit, tetapi tulangnya membangkitkan orang. Tuhan bisa pakai siapa aja untuk kepentinganNya. Kitab Nehemia adalah bukti bahwa Tuhan menggunakan orang fasik untuk membangun kembali reruntuhan tembok Yerusalem. Lagipula, karena sistem politik yang dianut adalah sistem demokrasi, maka Tuhan juga pasti akan menghargainya. Saya percaya pemimpin adalah pilihan Tuhan, tetapi urusan Tuhan dan kapasitas Tuhan lebih dari sekedar memilih pemimpin, terkadang kita melihat dengan kacamata bahwa jika pemimpin A yang terlibat maka rencana Tuhan akan semakin terlaksana, seolah-olah kita lebih mengerti rencana Tuhan dibanding Tuhan.

Sebagai warga negara yang baik tugas kita adalah berdoa untuk bangsa (baik sedang pilpres atau tidak), memilih pemimpin yang kita anggap akan membawa kita ketempat yang lebih baik menurut kita daripada pemimpin lainnya. Jangan pernah membawa-bawa Tuhan dalam meyakinkan orang lain untuk memilih pilihan kita apalagi sampai mengintimidasi orang lain yang punya pandangan berbeda dengan kita. Tuhan menghargai sistem pemerintahan yang ada. Tuhan Yesus pernah bertemu dengan pemimpin pasukan romawi yang imannya jauh lebih besar dibanding seluruh orang yahudi yang ada, Tuhan tidak mengendorse dia sebagai pemimpin romawi karena status imannya. Waktu Tuhan datang ke dunia, Tuhan gak ganti Herodes, Tuhan bahkan harus berpindah-pindah karena Herodes, karena berpindah-pindah adalah rencana Tuhan untuk bayi Yesus.

Semoga kita semua belajar menghargai proses demokrasi, kampanye boleh tapi atas nama pribadi bukan bawa-bawa Tuhan.

#sayajugabertobatkarenakayaknyasayajugapernah

Cheers,

Binsargideon

Posted in random stuff | Tagged , , | Leave a comment